Arsy Allah Bergetar Karena Meninggalnya Orang Soleh
Dalam peristiwa Perang Khandaq atau Perang Ahzab, Kota Madinah dikepung oleh sekutu-sekutu kafir Quraisy. Saad bin Muadz pun turut serta dalam perang yang sangat sulit ini. Dalam perang itu, urat nadi Saad disambar oleh sebuah anak panah, darah pun deras mengalir dari tangannya. Ia dirawat secara darurat untuk menghentikan keluamya darah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar Saad dibawa ke masjid, dan didirikan kemah untuknya agar ia berada di dekat beliau selama perawatan.
Kian hari luka yang diderita Saad pun semakin parah. Di saat-saat terakhir kehidupan Saad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjunginya, lalu beliau meletakkan kepala Saad di pangkuan beliau sambil bersabda, “Ya Allah, Saad telah berjihad di jalan-Mu, membenarkan Rasul-Mu, dan telah memenuhi kewajibannya. Maka terimalah ruhnya dengan sebaik-baiknya cara Engkau menerima ruh”.
.
Doa yang dipanjatkan Nabi pun mendatangkan kesejukan kepada ruh Saad yang hendak pergi.
.
Saat itu Saad mencoba dengan susah payah mengangkat kelopak matanya dan mengarahkan pandangannya ke wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat ia cintai, kiranya inilah perjumpaan terakhirnya dengan beliau di dunia ini. Saad mengatakan, “Salam atasmu wahai Rasulullah, ketahuilah bahwa aku beriman bahwa Anda adalah utusan Allah”.
.
Rasulullah menjawab, “Kebahagiaan atasmu wahai Abu Amr”.
.
Saad bin Muadz radhiallahu ‘anhu pun menghembuskan nafas terakhirnya, ia wafat di pangkuan manusia yang paling ia cintai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
Ia wafat pada tahun 5 H, ketika itu usia beliau 37 tahun, dan dimakamkan di pemakaman Baqi di Madinah.
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Aku adalah salah seorang yang menggali makam untuk Saad, dan setiap kami menggali satu lapisan tanah, tercium oleh kami wangi kesturi”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اهتز عرش الرحمن لموت سعد بن معاذ
. “Arsy Allah Ar-Rahman bergetar karena wafatnya Saad bin Muadz.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah Saad bin Muadz, tokoh sahabat Anshar memeluk Islam saat beliau berusia 31 tahun dan wafat saat berusia 37 tahun. Dalam 6 tahun masa keislamannya, wafatnya membuat Arsy Allah Ta’ala bergetar.
Comments
Post a Comment